Dell Inspiron 5480 dan Ubuntu Linux

Dell Inspiron 5480


Saya telah menggunakan Linux, khususnya Ubuntu, sebagai OS utama di semua komputer saya, baik PC maupun laptop, sejak 2003. Oleh sebab itu setiap kali saya mau membeli laptop/PC baru, saya selalu khawatir entah Ubuntu bisa jalan di perangkat baru tsb.

Berikut saya kisahkan bagaimana saya menginstalasi Ubuntu di Dell Inspiron 5480, siapa tahu bisa membantu pembaca blog ini yang entah ingin mencoba Ubuntu Linux atau memang mau menggunakan Linux secara intensif.

Baca di sini kisah mengapa saya akhirnya memperoleh Inspiron 5480 setelah sebelumnya mendapatkan Inspiron 5370.


Spesifikasi Dell Inspiron 5480

Nama: Dell Inspiron 5480
Processor: Intel Core i7 8th gen
Graphic card: NVIDIA GeForce MX250 dengan 2GB memory
RAM: 32GB (16GB dari pabrik, 16GB saya beli sendiri)
Hard disk: PCIe NVMe SSD (128 GB dari pabrik, saya ganti dengan 500GB beli sendiri)
Addons: Back-lit keyboard, fingerprint reader


Hambatan awal

Sebenarnya Dell menawarkan beberapa seri Inspiron yang telah dilengkapi dengan Ubuntu. Sayangnya Dell tidak menyediakannya di setiap target pasar seperti Inggris, di mana saya tinggal. Jadi saya mendapatkan Inspiron 5480 dengan Windows 10 Professional telah terinstalasi.

Pertama saya mengadakan test apakah Ubuntu bisa jalan di laptop ini dengan menggunakan LiveCD menggunakan flashdisk.

Ubuntu bisa boot tanpa masalah (tapi lihat catatan di bawah) dan nampaknya berjalan mulus. Namun ketika saya mencoba mengakses SSD drive, saya justru menemukan bahwa Ubuntu tidak mendeteksi adanya SSD, melainkan hanya SATA hard disk.

Saya lalu mencoba menjelajahi web untuk mencari solusi termasuk dari bagian dokumen pendukung Dell (support documentation). Singkatnya: menambah argumen nvme_load=yes pada kernel waktu boot tidak memecahkan masalah.

Akhirnya saya menemukan bahwa Dell men-setup laptop ini dalam modus RAID. Jadi hal pertama yang saya lakukan adalah menon-aktifkan modus ini. Setelah itu SSD nampak dalam file manager (Nautilus) Ubuntu dan bisa diakses.

Selain menon-aktifkan RAID sekalian pastikan setting berikut di dalam BIOS:

Pastikan Secure boot non-aktif (disabled)
Tukar SATA ke AHCI
dan pastikan juga bahwa Disable Legacy ROMS terpilih

Catatan: 
  1. Bila proses boot macet dan berhenti di pendekteksian hardware mouse (misalnya versi Ubuntu sebelum 20.04) silakan menambah psmouse.proto=bare di argumen kernel waktu mem-boot dari grub. Ubuntu Mate misalnya macet waktu boot kalau tidak pakai argumen tsb.
  2. Bila Anda berkeinginan menginstalasi Windows dan Ubuntu secara dual boot atau kemudian Anda menghapus Ubuntu dan menginstalasi kembali Windows 10, pastikan membaca catatan tentang Windows 10 di akhir tulisan ini.

Ubuntu berjalan lebih mulus daripada Windows di Inspiron 5480

Setelah mengubah settings dalam BIOS di atas, proses menginstalasi Ubuntu berjalan mulus, bahkan sangat, sangat mulus. Bila Anda terbiasa dengan proses instalasi Windows yang memakan waktu sangat lama, maka Anda akan terkejut mendapatkan instalasi Ubuntu hanya butuh sekitar 10 menit (tergantung koneksi internet Anda).

Dengan Ubuntu, colokkan USB flash disk yang sudah ditanamkan LiveCD, boot dari flash disk dan pilih Try Ubuntu. Sesudah itu klik di simbol Install Ubuntu. Lalu ikuti proses instalasi yang begitu mudah.  Sedemikian mudah sehingga mubazir bila saya paparkan di sini langkahnya satu per satu.

Tetapi bukan hanya proses instalasi yang mengesankan, Ubuntu juga berjalan lebih mulus dan kencang daripada Windows 10. Saya memang tidak menggunakan Windows untuk pekerjaan sehari-hari, karena semua program saya berjalan di bawah Ubuntu. Saya hanya menjalankannya sekali-sekali untuk men-download updates terbaru.

Satu-satunya yang tidak jalan di dalam Ubuntu adalah sensor sidik jari. Laptop saya dilengkapi fingerprint sensor, yang memungkinkan login menggunakan sidik jari. Sayang belum ada driver yang tersedia untuk umum untuk Linux/Ubuntu.


Hal positif dan negatif di Dell Inspiron 5480

Satu hal yang mengganggu saya dalam penggunaan laptop ini adalah batere yang cepat habis (saya menginginkan laptop yang bisa tahan setidaknya 8 jam, namun laptop ini hanya bisa tahan layaknya berbagai laptop umum 3 s/d 5 jam). Saya tahu masalah boros batere ini ada hubungannya dengan adanya prosesor i7 Core dan NVIDIA GeForce MX130.

Saya sebenarnya tidak memerlukan perangkat pengolah grafis GeForce, karena saya tidak main game. Jadi saya nonaktifkan saja dan pakai built-in graphic card dari Intel, yang lebih hemat daya.

Namun hal ini hanya menjadi isu kalau memakai laptop di luar rumah. Di rumah hal ini tidak terasa, karena kebetulan monitor yang saya pakai, Dell U2520D, memiliki fasilitas USB C PD. Itu berarti setiap kali saya menghubungkan Inspiron 5480 dengan monitor tsb melalui USB C, laptop mendapatkan daya dari monitor.

Dan tersedianya USB C ini merupakan hal paling mengenakkan bagi saya. Semua perangkat USB tidak perlu lagi dicolokkan langsung di laptop, melainkan di monitor (seolah monitor menjadi laptop dock). Jadi satu-satunya kabel yang terhubung ke laptop adalah satu kabel USB C.

Hal positif lainnya di laptop ini adalah SSD yang tertanam di dalamnya. Semua berjalan cepat karena SSD itu misalnya proses boot hanya makan beberapa detik. Setelah terbiasa dengan kecepatan segala sesuatu di laptop ini, semua laptop lain terasa lamban dan membuat saya tidak sabar menunggu.


Catatan mengenai distro lainnya

Kesan positif ini berlaku juga bagi distro lainnya. Saya telah mencoba Kubuntu, Lubuntu, Xubuntu dan Ubuntu Mate dan semua berjalan dengan mulus. Hanya saja saya memakai Ubuntu sebagai sistem utama saya, karena Ubuntu paling stabil di laptop dan PC saya.


Catatan mengenai Windows 10

Karena dari pabrik Dell menginstalasi Windows dalam modus RAID, setelah perubahan settings di BIOS yang disebut di atas, Windows 10 akan menolak untuk boot. Kalau Anda ingin mengikuti apa yang saya lakukan di sini, maka sebelum mengotak-atik BIOS, pastikan Anda menjalankan Windows 10 dan jalankan aktivasi Windows, sehingga Windows yang diasosiasikan dengan laptop tsb. terdaftar di Microsoft database dan mendapatkan apa yang dinamakan digital license.

Setelah diaktifkan buatkan Windows Installation CD di flash disk (google saja cara menginstalasi Windows 10 secara clean atau fresh). Dengan flash disk ini Anda nanti bisa menginstalasi kembali Windows 10 di kemudian hari. ***