Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

Turunnya harga minyak dan logika terbalik

Gambar
Pemerintah baru saja menurunkan harga minyak. Banyak yang memuji langkah pemerintah tsb. Bahkan ada yang mengatakan, dalam hal ini pemerintah SBY menunjukkan bahwa mereka peduli rakyat.

Krisis Moneter dan Indonesia

Berhadapan dengan krisis keuangan global tahun 2008 ini, banyak orang teringat pada krisis moneter tahun 1998. Dalam perpustakaan pribadi saya ada satu editorial tentang krisis moneter tsb. dan rasanya bagus untuk dijadikan koleksi di sini. Pertama kali dipublikasikan dalam NOTIS (Notitiae Nostrae) edisi 6/98. NOTIS adalah buletin pribadi, yang saya keluarkan ketika masih mahasiswa di Westfälische Wilhelms-Universität , Münster, Germany.

Iman dan Pil Pahit Rasio

Gambar
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan dalam buletin NOTIS (Notitiae Nostrae) edisi 6/98. NOTIS merupakan buletin pribadi, yang dikeluarkan oleh penulis ketika masih merupakan mahasiswa teologi dan filsafat di Westfaelische Wilhelms-Universität , Münster, Germany. Jelas diskurs yang ditampilkan dalam tulisan ini menggambarkan perkembangan diskusi teologis pada saat itu di Jerman. Dipublikasikan kembali di sini sebagai bagian dari perpustakaan pribadi .

Peresmian Museum Pusaka Nias

Gambar
T.B. Silalahi menggunting pita disaksikan Parlindungan Purba (Foto: Arsip Pribadi) Tgl 18 Nov 2008 adalah hari sibuk bagi staff Museum Pusaka Nias dan para sahabatnya. Hari itu museum ini akhirnya diresmikan, setelah 14 tahun dibangun. Gempa 28 Maret telah turut menunda, karena banyak yang rusak dan harus direstaurasi. Pada kesempatan peresmian ini Museum mengadakan pembukaan pameran bertajuk Menelusuri Kehidupan Masa Lampau Ono Niha , yang menampilkan foto-foto perbandingan hidup sehari-hari masyarakat Nias 100 tahun yang lalu dan sekarang. Pada kesempatan ini Penasehat Presiden RI, T.B. Silalahi , datang sebagai pribadi untuk meresmikan museum. Bersama dia datang Parlindungan Purba , anggota DPD RI. Juga turut hadir seorang anggota DPRI asal Nias Selatan. Dari PEMDA Nias hadir Bupati Binahati B. Baeha didampingi isteri. Peletakkan batu pertama Museum Pusaka Nias dilaksanakan pada tahun 1994. Tetapi persiapan untuk itu telah dilakukan selama beberapa tahun. Museu

Jaminan kebersinambungan?

Gambar
Tsunami learning review di antara partner Trocaire dan hari refleksi tentang kesuksesan, kekuatan, kelemahan dan tantangan di organisasi masing-masing telah berakhir. Learning review berlangsung pada hari pertama tgl 11 Nov difasilitasi oleh  Cormac Davey , konsultan Trocaire yang pernah bekerja untuk Trocaire selama 3 tahun di Sri Lanka. Caritas Sibolga diwakili oleh Fr. Raymond Laia , sebagai program manager dan wakil direktur Caritas Sibolga .

Amrozi dan logika terbalik

Gambar
Indonesia tanah airku, Amrozi sesama warga negara, dan aku seorang katolik dan karena itu harus menolak hukuman mati. Kendati hidup ada di tangan Tuhan, atau justru karena itu, kita manusia fana tidak berhak mengakhiri hidup yang termasuk privilege Allah. Hukuman seumur hidup bolehlah.

Efek samping bencana tsunami?

Gambar
Sebagian staff Caritas Sibolga (Foto: Arsip Pribadi) Apakah fenomena yang disebut tsunami side effect itu ada? Kalau ada apa maksudnya? Dan tepatkah pengistilahan itu? Pertama-tama yang dimaksud adalah fenomena di antara segelintir masyarakat yang merasa berhak digaji tinggi, kendati tidak punya kualifikasi yang cukup untuk itu. Nah fenomena ini baru saja dialami oleh Caritas Keuskupan Sibolga . Dua hari lalu saya terpaksa "mengirim" empat pegawai ke rumah, karena mereka minta tambahan gaji yang tidak realistis. Untuk lebih konkritnya: Caritas Sibolga sedang mengimplementasikan proyek pengembangan kesejahteraan ( livelihood ) di daerah kec. Moro'ö dan Tugala Oyo. Proyek ini menerapkan metodologi khusus, yang telah menjadi arus utama dalam setiap program Caritas Sibolga , yakni community managed. Metodologi ini merupakan hasil pembelajaran Caritas Sibolga dari proyek CMDRR (community managed disaster risk reduction) , yang berhasil memungkinkan bahwa masyar

Apakah arti sebuah rumah?

Gambar
Hari Sabtu tgl 18.10.08 adalah hari perpindahan besar-besaran di kantor Caritas Sibolga . Hari itu adalah hari terakhir pemindahan barang-barang termasuk pemindahan server dan akses internet.

Hak untuk sakit

Gambar
Sick bird (Photo by HeteroSapiens licensed under CC BY 1.0 ) Ya. Apakah hak untuk sakit itu ada? Dan kalau ada, dalam konteks mana? Pikiran ini terlintas di kepala setelah mengalami demam kuat selepas rangkaian learning review di Medan dan Jakarta (6-9 okt) dan rapat SOA (10.10.08). Dalam learning review ini keluarga Caritas di Indonesia, baik nasional maupun internasional, mengadakan kilas balik 3 tahun tanggap darurat tsunami dan gempa bumi Nias Mar 2005. Tiga tahun yang lewat ini adalah tiga tahun kerja keras. Saya sendiri bekerja hampir 11 jam sehari dan 7 hari seminggu. Bila dipandang ke belakang, pekerjaan menyelenggarakan 32 proyek dan membangun diri sekaligus mengembangkan program sungguh luar biasa. Caritas Sibolga , yang dibentuk dalam masa tanggap darurat, harus memanggul tanggungjawab yang seyogyanya diemban oleh sebuah NGO dengan pengalaman beberapa tahun. Selain itu lemahnya tim manajemen Caritas Sibolga , yang hanya bertumpu di bahu satu orang, juga telah

Apakah calon penerima sungguh membutuhkan rumah?

Gambar
Salah satu rumah proyek Moro'ö. Caritas Sibolga telah membangun banyak rumah untuk korban tsunami dan gempa bumi di berbagai tempat di Pulau Nias (Foto: Arsip Pribadi) Hari Minggu yang lalu (28.09.08) proyek Moro'ö housing mengadakan evaluasi (mid-term evaluation) . Pada saat ini kemajuan proyek masih ketinggalan 2 bulan dari jadwal. Masalah dan tantangan yang dihadapi terutama berhubung dengan kurangnya tenaga teknis lapangan (yang ada sekarang sakit semua), kesehatan, dan penerima rumah yang tidak cukup punya motivasi untuk aktif dalam pembangunan rumahnya. Pada akhir rapat saya mengajukan pertanyaan provokatif, apakah benar penerima rumah butuh rumah. Mengapa mereka tidak begitu terlibat untuk memperlancar proses pembangunan? Jangan-jangan kitalah yang merasakan bahwa rumah adalah kebutuhan mereka padahal mereka tidak. P. Kosman dan P. Matthias menolak dengan keras anggapan ini. Mereka yakin rumah adalah kebutuhan calon pemilik rumah. Juga A. Estor berjuang